Jumat, 04 Oktober 2013
sajak tidak mengapa
Tidak mengapa kalau kita pelupa. Hei, tetap ada untungnya. Ingat baik2, orang pelupa itu tidak jago berbohong.
Tidak mengapa kalau kita ini pendiam. Hei, tentu banyak manfaatnya.
Ingat baik2, orang pendiam lebih sedikit menyakiti orang lain dengan
kalimat2nya.
Tidak mengapa
kalau kita ini penakut. Oi, ini tentu tidak sedikit faedahnya. Ingat
baik2, orang penakut itu tidak mau dekat2 sesuatu yang membahayakan dan
merusak dirinya.
Tidak mengapa kalau kita ini lambat. Oi, tentu
tetap ada gunanya. Ingat baik2, orang2 yang lambat belajarnya, mesti
diulang2, akan mengingat sesuatu lebih lama dan mendalam.
Dan terakhir, tidak mengapa kalau kita ini pemalu.
Sungguh sikap pemalu yang positif adalah Ibu dari segala sikap menjaga
diri. Tidak akan rugi orang2 yang bisa menggunakan rasa malunya dengan
jitu.
*Tere Liye
Kamis, 03 Oktober 2013
hm, menarik menarik
Assalamu'alaikum.
ayuk dibaca teman teman, kalimat yang sederhana tapi membangkitkan semangat, menggelitik, dan bisa jadi filosofi yang menarik untuk dirimu. masih dari buah pikiran bang penulis yg hebat (menurut gw, dan tmn2 pembaca lainya ^^,).... "bang Tere Liye".
selamat membaca!
\("_")/
Orang2 yang TIDAK punya pilihan, tapi dia tetap berpegang teguh, tidak berhenti atau memutuskan pergi, maka sudah setia-lah dia.
Apalagi, ketika seseorang PUNYA banyak pilihan, opsi, alternatif, tapi dia tetap berpegang teguh, tetap di sana, maka sungguh setia.
*Tere Liye
Dalam setiap pertengkaran, tidak ada yang diuntungkan.
Dalam setiap perdebatan, juga tidak ada yang menang.
Lantas, buat apa? Tinggalkanlah bergegas.
*Tere Liye
Bahagia t-i-b-a ketika kita b-e-r-h-e-n-t-i mengeluh.
Dan dia bergegas p-e-r-g-i ketika kita m-u-l-a-i mengeluh.
*Tere Liye
Wahai kehidupan, aku tahu kau tidak akan MUDAH dilewati.
Tapi kau juga harus tahu, aku jelas tidak akan MUDAH menyerah.
*Tere Liye
Tenang saja, ketika sesuatu yang kita anggap baik berakhir, ketika kita kehilangan seseorang yang kita nilai spesial, ketika sebuah kesempatan emas hilang maka, tenang saja, akan datang sesuatu pengganti yang lebih baik, seseorang yang lebih istimewa, pun kesempatan emas lainnya.
Pastikan saja syaratnya dipenuhi: bersabar.
Bagi orang2 bersabar, selalu datang hal-hal baik sebagai pengganti hal-hal sebelumnya.
*tere liye
Bahkan hal paling menyakitkan sekalipun, ketika dijalani dgn sabar, tetap membawa bahagia.
Peluk erat rasa sabar itu. Jadikan teman di kala apapun.
*tere liye
Jangan pernah malu kalau kita terlihat norak, terlihat bodoh, karena belum pernah naik pesawat, bingung masuk lift, gugup masuk gedung mewah, nervous saat makan malam dengan banyak sendok dan garpu, dan berbagai hal sejenis lainnya. Tidak ada yang perlu malu, kita tinggal belajar, bertanya.
Norak itu adalah ketika kita merendahkan orang lain padahal kita tahu persis bagaimana seharusnya bersikap. Norak itu adalah ketika kita mentertawakan orang lain, merasa lebih baik. Dan norak itu adalah ketika melanggar peraturan padahal kita lebih dari tahu itu harus dipatuhi.
*Tere Liye
Bahkan bekas luka fisik pun kita tidak tahu. Seseorang yang berdiri di hadapan kita, boleh jadi di punggung, dada, lengan, paha, penuh dengan bekas luka fisik, tapi tertutup oleh pakaian, dan kita tidak pernah tahu.
Apalagi bekas luka hati. Kita lebih tidak tahu lagi. Seseorang di hadapan kita, selalu tersenyum, terlihat bahagia, boleh jadi penuh bekas luka di hati. Bekas-bekas luka yang memberikan pemahaman baik, dan kini membuatnya bahagia.
Ketika kita tidak bisa melihatnya, maka bukan berarti bekas luka itu tidak ada.
*Tere Liye
*Kisah pernikahan yang dituliskan
Ada seorang pemuda, dia ini pelarian, dalam artian sebenarnya. Di sebuah kota, ada sebuah perkelahian antara dua orang, antara klan yang dianiaya (dijadikan budak, dll) di jaman itu dengan klan penguasa, pemuda ini sebenarnya berniat baik, memisahkan kedua orang tersebut. Saat memisahkan tersebut, dia tidak sengaja meninju pihak klan penguasa, dan meninggallah orang dari klan penguasa. Pemuda ini terpaksa melarikan diri dari kota karena penguasa sedang merundingkan menghukum mati dia. Keluarlah pemuda itu dari kota tsb dengan rasa takut dan waspada.
Sebagai pelarian, dia tiba di sebuah kota berbeda dengan kondisi prihatin. Sudah 'buronan', dia juga kusam, lusuh, lapar, miskin, lengkap jadi satu. Ketika tiba di sumber mata air negeri itu, dia melihat banyak orang berkumpul memberikan ternak mereka minuman, mengantri. Dan di belakang rombongan orang dan ternak ramai itu ada dua wanita yang menunggu tidak jauh. Pemuda ini bertanya kepada dua wanita ini, kenapa tidak segera memberikan air minum ke ternaknya. Dua wanita ini menjelaskan, mereka harus menunggu sumber mata air sepi baru bisa memberikan air minumnya, ayah mereka sudah tua, tidak bisa menggembalakan ternak, karena mereka wanita jadi tdk bisa bebas berada di tengah keramaian. Pemuda ini menawarkan membantu dengan tulus, agar mereka tidak menunggu lama.
Setelah selesai, dua wanita itu membawa pulang hewan ternak, dan pemuda ini kembali ke tempat teduh, sambil berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku." Dia buronan, dan kondisinya lapar. Tapi karena pemuda ini sangat baik ahklaknya, maka doa yang terlepas dari mulutnya sungguh santun, makanan pun disebut dengan 'sesuatu kebaikan'.
Lantas apa yang terjadi. Dua wanita tadi ternyata kembali ke sumber mata air, bilang kepada pemuda ini, ayah mereka meminta dia datang ke rumah. Maka datanglah pemuda ini menemui ayah mereka--yang ternyata pemimpin negeri itu. Pemuda ini diberikan makanan (sesuatu yang baik), juga bisa menceritakan apa yang telah terjadi dengannya, sebagai 'buronan', dsbgnya.
Tapi setelah mendengar kisah pemuda ini, yang meskipun buronan, miskin, kusam, dsbgnya, tapi baik perangainya, ringan hati menolong, Ayah dua wanita ini justeru menawarkan kepada pemuda itu menikahi salah-satu puterinya, ditambah sekaligus memberikan pekerjaan mengurus ternak2nya sebagai mahar pernikahan tersebut. Pemuda ini bersedia. Maka, jika sehari sebelumnya dia adalah buronan, pengangguran, miskin, hari itu dia telah menjadi menantu pemimpin negeri yang baru dia datangi.
Lihatlah, kebaikan hanya disusul dengan kebaikan.
Kisah ini ditulis dalam Al Qur'an, bukan karangan saya , dengan cerita yang detail. Silahkan baca Al Qasas ayat 15-28. Saya hanya menuliskan ulang saja, dengan bahasa sepersejuta lebih kalah indah dibanding bahasa Al Qur'an.
Pemuda itu adalah Musa, mertuanya adalah Nabi Syu'aib (syeikh negeri tsb). Inilah salah-satu proses pernikahan yang diceritakan dalam kitab suci.
Apakah Musa memerlukan harta benda untuk jadi menantu seorang Nabi dan syeikh negeri itu? Tidak. Dia miskin. Apakah Musa memerlukan pekerjaan untuk menikah? Juga tidak. Dia justeru adalah buronan Fir'aun, orang berkuasa di jazirah Arab. Jaman itu, Bani Israil dianggap rendah sekali oleh Fir'aun & sekutu/tentaranya. Apakah Musa perlu menunjukkan semua bukti bahwa dia siap menikah, dia bertanggung-jawab, dsbgnya? Tidak. Dia hanya menunjukkan akhlaknya yang baik, membantu dua wanita memberikan minum bagi ternak2nya. Maka jalan menikah datang baginya. Dan tidak hanya berkeluarga, jalan kehidupan baru pun datang baginya.
Demikianlah cerita ini disampaikan. Kita memang tidak se-level dengan Nabi Musa, tapi kita selalu bisa mengambil hikmah terbaik.
**Btw, sebagai penutup, setelah mahar menikah itu ditunaikan, genap sekian tahun Musa bekerja untuk mertuanya, dia mengajak keluarganya pindah ke tempat lain, saat itulah dia melihat api di lereng sebuah gunung, bertemu langsung dengan Allah, diangkat menjadi Nabi, diberikan mukjijat tangan perak dan tongkat yang menjadi ular besar, mengalahkan Fir'aun. (Al Qasas 29-dstnya).
*Tere Liye
Bertanggung jawab adalah bentuk perbuatan. Bukan kata-kata.
*Tere Liye
Penjelasan adalah penjelasan, terkadang tidak perlu diburu-buru, agar kita bisa lebih baik memahaminya.
Bahwa penjelasan akan tiba di waktu yang pas, tempat yang cocok, dan dari orang yang tepat.
--Tere Liye, novel "Negeri Di Ujung Tanduk"
Setiap cinta memiliki waktunya. Jika sekarang belum saatnya, belum pantas, belum siap, maka bukan berarti itu tidak cinta.
Bersabar lebih baik.
*Tere Liye
jadi teman, kalau mau baca yg lebih banyak dari diatas, boleh dibuka akun facebooknya, "darwis tere Liye"
insya Allah inspiratif banget.. :)
ayuk dibaca teman teman, kalimat yang sederhana tapi membangkitkan semangat, menggelitik, dan bisa jadi filosofi yang menarik untuk dirimu. masih dari buah pikiran bang penulis yg hebat (menurut gw, dan tmn2 pembaca lainya ^^,).... "bang Tere Liye".
selamat membaca!
\("_")/
Orang2 yang TIDAK punya pilihan, tapi dia tetap berpegang teguh, tidak berhenti atau memutuskan pergi, maka sudah setia-lah dia.
Apalagi, ketika seseorang PUNYA banyak pilihan, opsi, alternatif, tapi dia tetap berpegang teguh, tetap di sana, maka sungguh setia.
*Tere Liye
Dalam setiap pertengkaran, tidak ada yang diuntungkan.
Dalam setiap perdebatan, juga tidak ada yang menang.
Lantas, buat apa? Tinggalkanlah bergegas.
*Tere Liye
Bahagia t-i-b-a ketika kita b-e-r-h-e-n-t-i mengeluh.
Dan dia bergegas p-e-r-g-i ketika kita m-u-l-a-i mengeluh.
*Tere Liye
Wahai kehidupan, aku tahu kau tidak akan MUDAH dilewati.
Tapi kau juga harus tahu, aku jelas tidak akan MUDAH menyerah.
*Tere Liye
Tenang saja, ketika sesuatu yang kita anggap baik berakhir, ketika kita kehilangan seseorang yang kita nilai spesial, ketika sebuah kesempatan emas hilang maka, tenang saja, akan datang sesuatu pengganti yang lebih baik, seseorang yang lebih istimewa, pun kesempatan emas lainnya.
Pastikan saja syaratnya dipenuhi: bersabar.
Bagi orang2 bersabar, selalu datang hal-hal baik sebagai pengganti hal-hal sebelumnya.
*tere liye
Bahkan hal paling menyakitkan sekalipun, ketika dijalani dgn sabar, tetap membawa bahagia.
Peluk erat rasa sabar itu. Jadikan teman di kala apapun.
*tere liye
Jangan pernah malu kalau kita terlihat norak, terlihat bodoh, karena belum pernah naik pesawat, bingung masuk lift, gugup masuk gedung mewah, nervous saat makan malam dengan banyak sendok dan garpu, dan berbagai hal sejenis lainnya. Tidak ada yang perlu malu, kita tinggal belajar, bertanya.
Norak itu adalah ketika kita merendahkan orang lain padahal kita tahu persis bagaimana seharusnya bersikap. Norak itu adalah ketika kita mentertawakan orang lain, merasa lebih baik. Dan norak itu adalah ketika melanggar peraturan padahal kita lebih dari tahu itu harus dipatuhi.
*Tere Liye
Bahkan bekas luka fisik pun kita tidak tahu. Seseorang yang berdiri di hadapan kita, boleh jadi di punggung, dada, lengan, paha, penuh dengan bekas luka fisik, tapi tertutup oleh pakaian, dan kita tidak pernah tahu.
Apalagi bekas luka hati. Kita lebih tidak tahu lagi. Seseorang di hadapan kita, selalu tersenyum, terlihat bahagia, boleh jadi penuh bekas luka di hati. Bekas-bekas luka yang memberikan pemahaman baik, dan kini membuatnya bahagia.
Ketika kita tidak bisa melihatnya, maka bukan berarti bekas luka itu tidak ada.
*Tere Liye
*Kisah pernikahan yang dituliskan
Ada seorang pemuda, dia ini pelarian, dalam artian sebenarnya. Di sebuah kota, ada sebuah perkelahian antara dua orang, antara klan yang dianiaya (dijadikan budak, dll) di jaman itu dengan klan penguasa, pemuda ini sebenarnya berniat baik, memisahkan kedua orang tersebut. Saat memisahkan tersebut, dia tidak sengaja meninju pihak klan penguasa, dan meninggallah orang dari klan penguasa. Pemuda ini terpaksa melarikan diri dari kota karena penguasa sedang merundingkan menghukum mati dia. Keluarlah pemuda itu dari kota tsb dengan rasa takut dan waspada.
Sebagai pelarian, dia tiba di sebuah kota berbeda dengan kondisi prihatin. Sudah 'buronan', dia juga kusam, lusuh, lapar, miskin, lengkap jadi satu. Ketika tiba di sumber mata air negeri itu, dia melihat banyak orang berkumpul memberikan ternak mereka minuman, mengantri. Dan di belakang rombongan orang dan ternak ramai itu ada dua wanita yang menunggu tidak jauh. Pemuda ini bertanya kepada dua wanita ini, kenapa tidak segera memberikan air minum ke ternaknya. Dua wanita ini menjelaskan, mereka harus menunggu sumber mata air sepi baru bisa memberikan air minumnya, ayah mereka sudah tua, tidak bisa menggembalakan ternak, karena mereka wanita jadi tdk bisa bebas berada di tengah keramaian. Pemuda ini menawarkan membantu dengan tulus, agar mereka tidak menunggu lama.
Setelah selesai, dua wanita itu membawa pulang hewan ternak, dan pemuda ini kembali ke tempat teduh, sambil berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku." Dia buronan, dan kondisinya lapar. Tapi karena pemuda ini sangat baik ahklaknya, maka doa yang terlepas dari mulutnya sungguh santun, makanan pun disebut dengan 'sesuatu kebaikan'.
Lantas apa yang terjadi. Dua wanita tadi ternyata kembali ke sumber mata air, bilang kepada pemuda ini, ayah mereka meminta dia datang ke rumah. Maka datanglah pemuda ini menemui ayah mereka--yang ternyata pemimpin negeri itu. Pemuda ini diberikan makanan (sesuatu yang baik), juga bisa menceritakan apa yang telah terjadi dengannya, sebagai 'buronan', dsbgnya.
Tapi setelah mendengar kisah pemuda ini, yang meskipun buronan, miskin, kusam, dsbgnya, tapi baik perangainya, ringan hati menolong, Ayah dua wanita ini justeru menawarkan kepada pemuda itu menikahi salah-satu puterinya, ditambah sekaligus memberikan pekerjaan mengurus ternak2nya sebagai mahar pernikahan tersebut. Pemuda ini bersedia. Maka, jika sehari sebelumnya dia adalah buronan, pengangguran, miskin, hari itu dia telah menjadi menantu pemimpin negeri yang baru dia datangi.
Lihatlah, kebaikan hanya disusul dengan kebaikan.
Kisah ini ditulis dalam Al Qur'an, bukan karangan saya , dengan cerita yang detail. Silahkan baca Al Qasas ayat 15-28. Saya hanya menuliskan ulang saja, dengan bahasa sepersejuta lebih kalah indah dibanding bahasa Al Qur'an.
Pemuda itu adalah Musa, mertuanya adalah Nabi Syu'aib (syeikh negeri tsb). Inilah salah-satu proses pernikahan yang diceritakan dalam kitab suci.
Apakah Musa memerlukan harta benda untuk jadi menantu seorang Nabi dan syeikh negeri itu? Tidak. Dia miskin. Apakah Musa memerlukan pekerjaan untuk menikah? Juga tidak. Dia justeru adalah buronan Fir'aun, orang berkuasa di jazirah Arab. Jaman itu, Bani Israil dianggap rendah sekali oleh Fir'aun & sekutu/tentaranya. Apakah Musa perlu menunjukkan semua bukti bahwa dia siap menikah, dia bertanggung-jawab, dsbgnya? Tidak. Dia hanya menunjukkan akhlaknya yang baik, membantu dua wanita memberikan minum bagi ternak2nya. Maka jalan menikah datang baginya. Dan tidak hanya berkeluarga, jalan kehidupan baru pun datang baginya.
Demikianlah cerita ini disampaikan. Kita memang tidak se-level dengan Nabi Musa, tapi kita selalu bisa mengambil hikmah terbaik.
**Btw, sebagai penutup, setelah mahar menikah itu ditunaikan, genap sekian tahun Musa bekerja untuk mertuanya, dia mengajak keluarganya pindah ke tempat lain, saat itulah dia melihat api di lereng sebuah gunung, bertemu langsung dengan Allah, diangkat menjadi Nabi, diberikan mukjijat tangan perak dan tongkat yang menjadi ular besar, mengalahkan Fir'aun. (Al Qasas 29-dstnya).
*Tere Liye
Bertanggung jawab adalah bentuk perbuatan. Bukan kata-kata.
*Tere Liye
Penjelasan adalah penjelasan, terkadang tidak perlu diburu-buru, agar kita bisa lebih baik memahaminya.
Bahwa penjelasan akan tiba di waktu yang pas, tempat yang cocok, dan dari orang yang tepat.
--Tere Liye, novel "Negeri Di Ujung Tanduk"
Setiap cinta memiliki waktunya. Jika sekarang belum saatnya, belum pantas, belum siap, maka bukan berarti itu tidak cinta.
Bersabar lebih baik.
*Tere Liye
jadi teman, kalau mau baca yg lebih banyak dari diatas, boleh dibuka akun facebooknya, "darwis tere Liye"
insya Allah inspiratif banget.. :)
inspirasi di saat jenuh
Assalamu'alaikum.. :)
hai teman teman.
sebenarnya ada banyak hal yang cenderung membuat kita cepat jenuh, dan lupa besyukur. yuk dibaca tulisan inspiratif dari penulis berbakat kita "bang Tere Liye", semoga bisa meluapkan segala rasa yg kurang menyenangkan dalam hati. semoga suasana hati menjadi lebih baik dengan membaca ini.
\(^_^)9
Hal terbaik yang kita miliki dalam hidup itu jelas sekali bukan 'benda'. Melainkan bersemayam di hati, yang hanya kitalah yang tahu seberapa terbaik hal tersebut.
*Tere Liye
Bagi orang2 yang menjaga dirinya, bahkan mencuri waktu kerja pun dia tidak nyaman, merasa bersalah. Berbahagialah jika kita punya perasaan seperti itu, sedikit2 merasa nggak enakan, karena hal ini menjaga diri kita dari perbuatan yang hina.
*Tere Liye
Meninggalkan hal2 buruk itu kadang susah payah dilakukan. Tapi percayalah, sekali berhasil dilepas, rasa lapang yang datang, sungguh bukan kepalang.
Kuncinya ada di: ketulusan niat mau melakukannya--bukan sebaliknya, keras kepala tidak mau mendengarkan.
*Tere Liye
Terkadang kita tidak memerlukan penjelasan dari orang lain. Kadangkala, justeru 'penjelasan' dari kita untuk kita sendirilah yang menenteramkan hati.
Terkadang, kita tidak memerlukan argumen orang lain. Kadangkala, justeru argumen dari kita untuk kita sendirilah yang dibutuhkan untuk membuat damai hati.
*Tere Liye
“Dalam agama kita, berbuat adil sangat penting. Berbuat adil adalah segalanya. Apapun.”
"Bahkan, agama ini memerintahkan agar kita tetap berbuat adil kepada musuh sekalipun. Sungguh, janganlah kebencian kita kepada seseorang atau kepada sebuah kaum, membuat kita tidak adil. Laknat Allah besar sekali kepada pelakunya. Kemakmuran diangkat dari sebuah negeri, pertolongan ditahan atas sebuah negeri, ketika orang-orang di dalamnya enggan berbuat adil.”
*Tere Liye, novel 'AMELIA', insya Allah rilis Oktober 2013.
Bolehkah kita bersikap egois? Mementingkan kebahagiaan sendiri?
Boleh. Apalagi untuk kalian yang sibuk berkeluh kesan, mengeluh, curhat tentang urusan perasaan kalian. Merasa disakiti, dikhianati, ditinggalkan, dianggap barang tidak berharga, dsbgnya. Saya kira, boleh saja untuk mulai egois memikirkan kebahagiaan diri sendiri dibanding mikirin orang lain tersebut.
Saya kadang bingung, kenapa begitu banyak orang yang bela2in mikirin kebahagiaan orang lain, sok bijak, sok care, yang padahal, seseorang itu suami/istri juga bukan. Hanya pacar. Sebuah hubungan tidak jelas, dan jelas-jelas merusak diri sendiri.
Silahkan untuk egois. Tinggalkan. Lebih baik sekolah, belajar, memperbaiki diri. Masa untuk benar2 care, sayang, tidak egois itu akan datang dengan sendirinya.
*Tere Liye
Mau kita itu bekerja sebagai anak buah, karyawan, mau bekerja sebagai pembantu, mau sebagai penonton, mau sebagai murid biasa, atau pemain figuran.
Kita semua tetap adalah pemain utama dalam hidup milik kita. Kita juga bos, tuan, sekaligus kapten. Kita adalah pemeran utama dalam cerita yang berjudul: hidup kita sendiri. Maka jadilah seperti pemeran utama yang pantas.
*Tere Liye
Bagi orang2 yang yakin, kemudian digenapi dengan rencana2 baik, usaha2 terbaik, maka keyakinannya itu seolah memberikan dia sayap indah terentang perkasa untuk terbang tinggi.
Tapi sebaliknya, bagi orang2 yang yakin juga nggak, usaha juga tidak, maka hal2 sepele pun tidak sanggup dia dilakukan, tidak mampu diselesaikan. Dia tidak memiliki sayap indah tersebut melewati kehidupan ini.
*Tere Liye
Langganan:
Postingan (Atom)