Jumat, 04 Oktober 2013

somehow memotivasi :)

Assalamu'alaikum .. membaca itu menyenangkan, apalagi yang dibaca bisa mengubah suasana hati menjadi lebih baik. ^_^

Tidak akan pernah bisa melihat wajah sendiri dengan baik jika cerminnya kusam dan kotor. Pun sama, tidak akan pernah bisa melihat dengan baik seluruh kehidupan ini jika hati kita kusam dan kotor.

*Tere Liye
 
Jika kita ingin bahagia, maka dengarkanlah nasehat seorang guru. Apa nasehatnya, pendek saja: Ketika sepi, pun ketika ramai.

Apa maksud nasehat ini? Simpel.

Selalu lakukan sesuatu yang kita cintai ketika sepi, pun ketika ramai. Berbuat baik ketika sepi, pun ketika ramai. Tampil apa adanya ketika sepi, pun ketika ramai. Maka, kita akan terus terlatih untuk konsisten, dan tidak akan tergantung dengan penilaian orang lain.

*Tere Liye
 
 
Jika satu pintu tertutup, maka sebenarnya satu pintu lain sedang terbuka. Jika satu kesempatan hilang, pun satu kesempatan lain justeru muncul.

Jangan putus asa. Jangan kecewa.

*Tere Liye
 
 
Harus berapa kali lagi saya ingatkan, nggak usahlah bangga ngaku2 bahagia punya pacar. Apalagi sampai pasang2 foto, mention, dsbgnya. Aduh, belajarlah dari pengalaman, berserakan di jejaring sosial ini orang2 yg menghapus foto2, status2nya yang mesra selangit, tapi kemudian putus-tus-tus, dan benci-ci-ci.

Kecuali kalau kita memang mau dinilai sebagai orang yang mudah sekali jatuh cinta, mudah sekali berceceran perasaannya di jejaring sosial, lantas entah di mana lagi nilai kehormatan perasaan yang kita miliki, melainkan terlalu murah saja.

*Tere Liye
 
 
Kita harus tahu, siapapun bisa jadi ayah dan ibu seorang anak--sepanjang fisik dan fungsi reproduksinya lengkap. Bisa. Sama seperti hewan liar di hutan, semua bisa.

Tapi tidak semua orang mampu menjadi ayah dan ibu yang sesungguhnya. Membesarkan, mendidik anak-anaknya.

Maka, my dear anggota page, jangan sampai kita hanya sibuk berkutat dengan perasaan, galau, bahkan melanggar peraturan agama, dsbgnya, tapi kita lupa menyiapkan diri untuk menjadi ayah dan ibu sesungguhnya.

*Tere Liye
 
 
Ada banyak hal di dunia ini yang tidak bisa sampaikan lewat kata-kata, melainkan harus disampaikan dengan perbuatan.

Maka sampaikanlah kalimat2nya lewat perbuatan terbaik dan sungguh baik.

*Tere Liye
 
 
Bolehkah kita bersikap egois? Mementingkan kebahagiaan sendiri?

Boleh. Apalagi untuk kalian yang sibuk berkeluh kesan, mengeluh, curhat tentang urusan perasaan kalian. Merasa disakiti, dikhianati, ditinggalkan, dianggap barang tidak berharga, dsbgnya. Saya kira, boleh saja untuk mulai egois memikirkan kebahagiaan diri sendiri dibanding mikirin orang lain tersebut.

Saya kadang bingung, kenapa begitu banyak orang yang bela2in mikirin kebahagiaan orang lain, sok bijak, sok care, yang padahal, seseorang itu suami/istri juga bukan. Hanya pacar. Sebuah hubungan tidak jelas, dan jelas-jelas merusak diri sendiri.

Silahkan untuk egois. Tinggalkan. Lebih baik sekolah, belajar, memperbaiki diri. Masa untuk benar2 care, sayang, tidak egois itu akan datang dengan sendirinya.

*Tere Liye
 
 
Orang-orang boleh jadi cepat sekali lupa kebaikan yang kita berikan. Juga cepat sekali lupa bantuan yang kita julurkan. Seperti air menguap. Lupa seketika.

Sebaliknya, orang2 boleh jadi gampang sekali mengingat kesalahan yang kita perbuat. Mudah sekali mengungkitnya. Selalu ingat.

Tapi justeru dengan tahu hal tersebut, itu bukan berarti kita punya alasan untuk berhenti berbuat baik. Juga bukan alasan untuk malu pernah membuat kesalahan.

*Tere Liye
 
 
“Berhentilah menganggap ibu kau jahat, Norris. Nek Kiba pernah bilang, banyak hal di dunia ini yang memang tidak kita ketahui. Maka saat kita tidak tahu, bukan berarti kita berhak menyimpulkannya semau kita. Ada banyak hal di dunia ini yang terlihat jahat, menyakitkan, tapi itu boleh jadi karena kita tidak tahu, belum mengerti. Maka, aku mohon, berhentilah menganggap ibu kau jahat. Berhentilah menilai semua orang jahat pada kau.”

*Tere Liye, novel "AMELIA", rilis Oktober 2013, insya Allah.
Saya tahu kalian menunggu naskah ini 2 tahun lebih, maka semoga penantian itu berharga. Sy menyimpan bagian terbaik dari serial anak2 Mamak di buku ini, tentang 'kekuatan hati'. Kebaikan yang menakjubkan dari anak Mamak paling kuat, Amelia.
 
 
 
 
 
 
 
 
 

sajak tidak mengapa



Tidak mengapa kalau kita pelupa. Hei, tetap ada untungnya. Ingat baik2, orang pelupa itu tidak jago berbohong.

Tidak mengapa kalau kita ini pendiam. Hei, tentu banyak manfaatnya. Ingat baik2, orang pendiam lebih sedikit menyakiti orang lain dengan kalimat2nya.

Tidak mengapa kalau kita ini penakut. Oi, ini tentu tidak sedikit faedahnya. Ingat baik2, orang penakut itu tidak mau dekat2 sesuatu yang membahayakan dan merusak dirinya.

Tidak mengapa kalau kita ini lambat. Oi, tentu tetap ada gunanya. Ingat baik2, orang2 yang lambat belajarnya, mesti diulang2, akan mengingat sesuatu lebih lama dan mendalam.

Dan terakhir, tidak mengapa kalau kita ini pemalu.
Sungguh sikap pemalu yang positif adalah Ibu dari segala sikap menjaga diri. Tidak akan rugi orang2 yang bisa menggunakan rasa malunya dengan jitu.

*Tere Liye

Kamis, 03 Oktober 2013

hm, menarik menarik

Assalamu'alaikum.
ayuk dibaca teman teman, kalimat yang sederhana tapi membangkitkan semangat, menggelitik, dan bisa jadi filosofi yang menarik untuk dirimu. masih dari buah pikiran bang penulis yg hebat (menurut gw, dan tmn2 pembaca lainya ^^,).... "bang Tere Liye".
selamat membaca!
\("_")/



Orang2 yang TIDAK punya pilihan, tapi dia tetap berpegang teguh, tidak berhenti atau memutuskan pergi, maka sudah setia-lah dia.

Apalagi, ketika seseorang PUNYA banyak pilihan, opsi, alternatif, tapi dia tetap berpegang teguh, tetap di sana, maka sungguh setia.

*Tere Liye




Dalam setiap pertengkaran, tidak ada yang diuntungkan.

Dalam setiap perdebatan, juga tidak ada yang menang.

Lantas, buat apa? Tinggalkanlah bergegas.

*Tere Liye






Bahagia t-i-b-a ketika kita b-e-r-h-e-n-t-i mengeluh.
Dan dia bergegas p-e-r-g-i ketika kita m-u-l-a-i mengeluh.

*Tere Liye
 






Wahai kehidupan, aku tahu kau tidak akan MUDAH dilewati.

Tapi kau juga harus tahu, aku jelas tidak akan MUDAH menyerah.

*Tere Liye





Tenang saja, ketika sesuatu yang kita anggap baik berakhir, ketika kita kehilangan seseorang yang kita nilai spesial, ketika sebuah kesempatan emas hilang maka, tenang saja, akan datang sesuatu pengganti yang lebih baik, seseorang yang lebih istimewa, pun kesempatan emas lainnya.

Pastikan saja syaratnya dipenuhi: bersabar.

Bagi orang2 bersabar, selalu datang hal-hal baik sebagai pengganti hal-hal sebelumnya.

*tere liye




Bahkan hal paling menyakitkan sekalipun, ketika dijalani dgn sabar, tetap membawa bahagia.

Peluk erat rasa sabar itu. Jadikan teman di kala apapun.


*tere liye



Jangan pernah malu kalau kita terlihat norak, terlihat bodoh, karena belum pernah naik pesawat, bingung masuk lift, gugup masuk gedung mewah, nervous saat makan malam dengan banyak sendok dan garpu, dan berbagai hal sejenis lainnya. Tidak ada yang perlu malu, kita tinggal belajar, bertanya.

Norak itu adalah ketika kita merendahkan orang lain padahal kita tahu persis bagaimana seharusnya bersikap. Norak itu adalah ketika kita mentertawakan orang lain, merasa lebih baik. Dan norak itu adalah ketika melanggar peraturan padahal kita lebih dari tahu itu harus dipatuhi.

*Tere Liye





 Bahkan bekas luka fisik pun kita tidak tahu. Seseorang yang berdiri di hadapan kita, boleh jadi di punggung, dada, lengan, paha, penuh dengan bekas luka fisik, tapi tertutup oleh pakaian, dan kita tidak pernah tahu.

Apalagi bekas luka hati. Kita lebih tidak tahu lagi. Seseorang di hadapan kita, selalu tersenyum, terlihat bahagia, boleh jadi penuh bekas luka di hati. Bekas-bekas luka yang memberikan pemahaman baik, dan kini membuatnya bahagia.

Ketika kita tidak bisa melihatnya, maka bukan berarti bekas luka itu tidak ada.

*Tere Liye




*Kisah pernikahan yang dituliskan

Ada seorang pemuda, dia ini pelarian, dalam artian sebenarnya. Di sebuah kota, ada sebuah perkelahian antara dua orang, antara klan yang dianiaya (dijadikan budak, dll) di jaman itu dengan klan penguasa, pemuda ini sebenarnya berniat baik, memisahkan kedua orang tersebut. Saat memisahkan tersebut, dia tidak sengaja meninju pihak klan penguasa, dan meninggallah orang dari klan penguasa. Pemuda ini terpaksa melarikan diri dari kota karena penguasa sedang merundingkan menghukum mati dia. Keluarlah pemuda itu dari kota tsb dengan rasa takut dan waspada.

Sebagai pelarian, dia tiba di sebuah kota berbeda dengan kondisi prihatin. Sudah 'buronan', dia juga kusam, lusuh, lapar, miskin, lengkap jadi satu. Ketika tiba di sumber mata air negeri itu, dia melihat banyak orang berkumpul memberikan ternak mereka minuman, mengantri. Dan di belakang rombongan orang dan ternak ramai itu ada dua wanita yang menunggu tidak jauh. Pemuda ini bertanya kepada dua wanita ini, kenapa tidak segera memberikan air minum ke ternaknya. Dua wanita ini menjelaskan, mereka harus menunggu sumber mata air sepi baru bisa memberikan air minumnya, ayah mereka sudah tua, tidak bisa menggembalakan ternak, karena mereka wanita jadi tdk bisa bebas berada di tengah keramaian. Pemuda ini menawarkan membantu dengan tulus, agar mereka tidak menunggu lama.

Setelah selesai, dua wanita itu membawa pulang hewan ternak, dan pemuda ini kembali ke tempat teduh, sambil berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku." Dia buronan, dan kondisinya lapar. Tapi karena pemuda ini sangat baik ahklaknya, maka doa yang terlepas dari mulutnya sungguh santun, makanan pun disebut dengan 'sesuatu kebaikan'.

Lantas apa yang terjadi. Dua wanita tadi ternyata kembali ke sumber mata air, bilang kepada pemuda ini, ayah mereka meminta dia datang ke rumah. Maka datanglah pemuda ini menemui ayah mereka--yang ternyata pemimpin negeri itu. Pemuda ini diberikan makanan (sesuatu yang baik), juga bisa menceritakan apa yang telah terjadi dengannya, sebagai 'buronan', dsbgnya.

Tapi setelah mendengar kisah pemuda ini, yang meskipun buronan, miskin, kusam, dsbgnya, tapi baik perangainya, ringan hati menolong, Ayah dua wanita ini justeru menawarkan kepada pemuda itu menikahi salah-satu puterinya, ditambah sekaligus memberikan pekerjaan mengurus ternak2nya sebagai mahar pernikahan tersebut. Pemuda ini bersedia. Maka, jika sehari sebelumnya dia adalah buronan, pengangguran, miskin, hari itu dia telah menjadi menantu pemimpin negeri yang baru dia datangi.

Lihatlah, kebaikan hanya disusul dengan kebaikan.

Kisah ini ditulis dalam Al Qur'an, bukan karangan saya , dengan cerita yang detail. Silahkan baca Al Qasas ayat 15-28. Saya hanya menuliskan ulang saja, dengan bahasa sepersejuta lebih kalah indah dibanding bahasa Al Qur'an.

Pemuda itu adalah Musa, mertuanya adalah Nabi Syu'aib (syeikh negeri tsb). Inilah salah-satu proses pernikahan yang diceritakan dalam kitab suci.

Apakah Musa memerlukan harta benda untuk jadi menantu seorang Nabi dan syeikh negeri itu? Tidak. Dia miskin. Apakah Musa memerlukan pekerjaan untuk menikah? Juga tidak. Dia justeru adalah buronan Fir'aun, orang berkuasa di jazirah Arab. Jaman itu, Bani Israil dianggap rendah sekali oleh Fir'aun & sekutu/tentaranya. Apakah Musa perlu menunjukkan semua bukti bahwa dia siap menikah, dia bertanggung-jawab, dsbgnya? Tidak. Dia hanya menunjukkan akhlaknya yang baik, membantu dua wanita memberikan minum bagi ternak2nya. Maka jalan menikah datang baginya. Dan tidak hanya berkeluarga, jalan kehidupan baru pun datang baginya.

Demikianlah cerita ini disampaikan. Kita memang tidak se-level dengan Nabi Musa, tapi kita selalu bisa mengambil hikmah terbaik.

**Btw, sebagai penutup, setelah mahar menikah itu ditunaikan, genap sekian tahun Musa bekerja untuk mertuanya, dia mengajak keluarganya pindah ke tempat lain, saat itulah dia melihat api di lereng sebuah gunung, bertemu langsung dengan Allah, diangkat menjadi Nabi, diberikan mukjijat tangan perak dan tongkat yang menjadi ular besar, mengalahkan Fir'aun. (Al Qasas 29-dstnya).

*Tere Liye




Bertanggung jawab adalah bentuk perbuatan. Bukan kata-kata.

*Tere Liye




Penjelasan adalah penjelasan, terkadang tidak perlu diburu-buru, agar kita bisa lebih baik memahaminya.

Bahwa penjelasan akan tiba di waktu yang pas, tempat yang cocok, dan dari orang yang tepat.

--Tere Liye, novel "Negeri Di Ujung Tanduk"





Setiap cinta memiliki waktunya. Jika sekarang belum saatnya, belum pantas, belum siap, maka bukan berarti itu tidak cinta.

Bersabar lebih baik.

*Tere Liye




jadi teman,  kalau mau baca yg lebih banyak dari diatas, boleh dibuka akun facebooknya,  "darwis tere Liye"
 insya Allah inspiratif banget.. :)    

   

 

inspirasi di saat jenuh


Assalamu'alaikum.. :)
 

hai teman teman.
sebenarnya ada banyak hal yang cenderung membuat kita cepat jenuh, dan lupa besyukur. yuk dibaca tulisan inspiratif dari penulis berbakat kita "bang Tere Liye", semoga bisa meluapkan segala rasa yg kurang menyenangkan dalam hati. semoga suasana hati menjadi lebih baik dengan membaca ini.
 
\(^_^)9



Hal terbaik yang kita miliki dalam hidup itu jelas sekali bukan 'benda'. Melainkan bersemayam di hati, yang hanya kitalah yang tahu seberapa terbaik hal tersebut.

*Tere Liye






Bagi orang2 yang menjaga dirinya, bahkan mencuri waktu kerja pun dia tidak nyaman, merasa bersalah. Berbahagialah jika kita punya perasaan seperti itu, sedikit2 merasa nggak enakan, karena hal ini menjaga diri kita dari perbuatan yang hina.

*Tere Liye





Meninggalkan hal2 buruk itu kadang susah payah dilakukan. Tapi percayalah, sekali berhasil dilepas, rasa lapang yang datang, sungguh bukan kepalang.

Kuncinya ada di: ketulusan niat mau melakukannya--bukan sebaliknya, keras kepala tidak mau mendengarkan.

*Tere Liye





Terkadang kita tidak memerlukan penjelasan dari orang lain. Kadangkala, justeru 'penjelasan' dari kita untuk kita sendirilah yang menenteramkan hati.

Terkadang, kita tidak memerlukan argumen orang lain. Kadangkala, justeru argumen dari kita untuk kita sendirilah yang dibutuhkan untuk membuat damai hati.

*Tere Liye






“Dalam agama kita, berbuat adil sangat penting. Berbuat adil adalah segalanya. Apapun.”

"Bahkan, agama ini memerintahkan agar kita tetap berbuat adil kepada musuh sekalipun. Sungguh, janganlah kebencian kita kepada seseorang atau kepada sebuah kaum, membuat kita tidak adil. Laknat Allah besar sekali kepada pelakunya. Kemakmuran diangkat dari sebuah negeri, pertolongan ditahan atas sebuah negeri, ketika orang-orang di dalamnya enggan berbuat adil.”

*Tere Liye,
novel 'AMELIA', insya Allah rilis Oktober 2013.





Bolehkah kita bersikap egois? Mementingkan kebahagiaan sendiri?

Boleh. Apalagi untuk kalian yang sibuk berkeluh kesan, mengeluh, curhat tentang urusan perasaan kalian. Merasa disakiti, dikhianati, ditinggalkan, dianggap barang tidak berharga, dsbgnya. Saya kira, boleh saja untuk mulai egois memikirkan kebahagiaan diri sendiri dibanding mikirin orang lain tersebut.

Saya kadang bingung, kenapa begitu banyak orang yang bela2in mikirin kebahagiaan orang lain, sok bijak, sok care, yang padahal, seseorang itu suami/istri juga bukan. Hanya pacar. Sebuah hubungan tidak jelas, dan jelas-jelas merusak diri sendiri.

Silahkan untuk egois. Tinggalkan. Lebih baik sekolah, belajar, memperbaiki diri. Masa untuk benar2 care, sayang, tidak egois itu akan datang dengan sendirinya.

*Tere Liye





Mau kita itu bekerja sebagai anak buah, karyawan, mau bekerja sebagai pembantu, mau sebagai penonton, mau sebagai murid biasa, atau pemain figuran.

Kita semua tetap adalah pemain utama dalam hidup milik kita. Kita juga bos, tuan, sekaligus kapten. Kita adalah pemeran utama dalam cerita yang berjudul: hidup kita sendiri. Maka jadilah seperti pemeran utama yang pantas.

*Tere Liye





Bagi orang2 yang yakin, kemudian digenapi dengan rencana2 baik, usaha2 terbaik, maka keyakinannya itu seolah memberikan dia sayap indah terentang perkasa untuk terbang tinggi.

Tapi sebaliknya, bagi orang2 yang yakin juga nggak, usaha juga tidak, maka hal2 sepele pun tidak sanggup dia dilakukan, tidak mampu diselesaikan. Dia tidak memiliki sayap indah tersebut melewati kehidupan ini.

*Tere Liye
 
 
 
 
 
 

Kamis, 18 Juli 2013

kata kata "Bang Tere Liye"

*Jenis cinta yang mengagumkan

Saya berkali-kali menulis di page ini: "cinta datang dari banyak pintu; sebagian besar dari kita datangnya lewat pintu mata, atau pintu telinga; sebagian lagi yang paham, menggunakan pintu berbeda, pintu hatinya." Kalian suka quote ini, bukan? Setiap saya mempostingnya, maka berentet-tet-tet, like, komen, cepat sekali. Kalau bisa teriak, maka jangan2 ada yang bakal bilang, "gue banget." Ini jenis postingan yang renyah, laris manis.

Saya juga berkali2 menulis di page ini: "cinta tidak membutuhkan mata untuk melihatnya. sama sekali tidak." Mirip dengan quote sebelumnya, dan juga mirip responnya dari kalian. Hanya berbeda redaksinya saja.

Terus terang, saya menyukai dua quote ini, bahkan saya tulis juga di novel2, di buku2. Saya carikan konteksnya--meskipun lebih sering konteksnya ya gitu deh, cerita roman populer kontemporer. Seolah-olah quote ini memang didesain untuk cerita yang begitu saja, kisah cinta-cintaan. Bukan untuk hal yang lain. Seolah memang sedangkal itu hakikat quote tersebut.

Tapi apa memang demikian? Tidak, my dear anggota page, quote ini jelas-jelas didesain untuk keperluan lain, yang malam ini akan saya sampaikan saja kepada kalian. Semoga dengan begitu ada yang mau mengembangkan puluhan quote cinta di page/buku2 ini, sehingga bisa mengambil hikmah yang lebih mendalam--bukan cuma dari kaca mata cerita cinta.

Quote itu sungguh benar. Kita sama sekali tidak membutuhkan mata untuk mencintai seseorang. Kita tidak perlu melihat wajahnya, kita tidak perlu melihat betapa tampan, tinggi, atau gagah perawakannya. Tidak perlu. Kita juga tidak membutuhkan telinga untuk mencintai seseorang. Kita tidak perlu mendengar suaranya yang empuk menenangkan, tidak perlu mendengar secara langsung betapa bijak dan santun tutur katanya, dan betapa benar semua perkataannya. Tidak perlu. Kita tetap bisa mencintainya dengan amat sangat.

Inilah jenis cinta yang amat mengagumkan. Amat mengharukan.

Duhai, yang maha menggenggam seluruh perasaan, yang maha menyaksikan banyak hal, itulah jenis cinta kami kepada Rasul Allah. Kami sungguh tidak pernah melihat sehelai foto beliau. Kami bahkan tidak pernah menatap sedetik gambar beliau. Bagaimana rupawannya beliau. Bagaimana eloknya beliau. Tapi kami tetap mencintainya. Terisak saat menyadari besarnya cinta itu. Apalagi dalam urusan mendengar suaranya, mendengar wasiatnya secara langsung, tidak sama sekali, membayangkannya saja kami tak kuasa, tapi bukan berarti kami tidak bisa menumbuhkan cinta yang besar itu.

Inilah jenis cinta yang amat mengagumkan.

Maka ijinkanlah kami, menunjukkan rasa cinta itu secara benar. Bukan cuma gombal, basa-basa saja. Ijinkanlah kami menambah ilmu, meneladani semua wasiatnya, lantas menegakkan semua teladannya. Rasul kami amat menyayangi anak yatim, maka kami juga akan demikian. Rasul kami amat menyantuni fakir miskin, maka kami juga demikian. Rasul kami mewariskan begitu banyak contoh akhlak terpuji, maka kami juga akan demikian. Dan terakhir--meskipun ini bukan benar2 terakhirnya, Rasul kami amat sederhana hidupnya. Maka kami akan meneladaninya.

Inilah jenis cinta yang amat mengagumkan.

*Tere Lije, repos \(^_^)/




Orang sabar tak ada yang bisa melawan.

-- Tere lije

<(^__^)9
 

Bagi orang2 yang sabar, pahit getir di awal, insya Allah lezat membahagiakan di ujungnya.

Bagi orang2 yang serba ingin instan, boleh jadi lezat menyenangkan di awal, pahit getir di sisanya yang lebih panjang.

Selalu begitu rumusnya, entah itu dalam pendidikan, pekerjaan, termasuk jodoh sekalipun. Sungguh tidak akan merugi bagi orang yang sabar.

--Tere Lije (*_*    )>





"Urusan GR ini memang kadang gila.

Kita benar-benar tidak bisa lagi berpikir waras dan rasional, tertutupi oleh ilusi dan mimpi, menerjemahkan semua kejadian berdasarkan yang mau kita dengar atau lihat saja.

Padahal nyatanya? Tidak sama sekali. Hanya GR."

*Tere Liye - buku "Berjuta Rasanya" & "Sepotong Hati yang Baru"

 ~(*,*)~


Semua orang bisa berubah.

Tapi ada yg niat dan sungguh2, ada yg tidak.

Ada yang menjadikan janji berubah itu seperti janji matahari yang setiap pagi selalu hadir; ada yang gombal saja, pemanis bibir.

--Tere liye

<(n_n)>



Maka membacalah, adik2 yang masih remaja, sekolah, kuliah, membacalah. Kalian bisa menggapai tepi2 pengetahuan hari ini dengan membaca. Bisa menyentuh pinggir2 kebijaksanaan orang tua dengan membaca. Dan yang lebih menakjubkan lagi, kalian bisa membuka tepi itu, pinggir itu lebih jauh lagi.

Jangan dengarkan orang2 yang terlalu banyak alasan, menyusun argumen semu soal membaca. Biarkan saja kalau teman kalian merasa 'membaca' di jejaring sosial adalah membaca, merasa lebih jago membaca ayat2 Tuhan yg tertulis di atas bumi dan di bawah langit--padahal membaca buku pun berbulan2 tidak. Dan bualan alasan lainnya untuk menutupi kemalasan.

Bacalah buku2 yg baik, tentang agama, pengetahuan, apapun itu bukunya sepanjang baik. Habiskan waktu bersama buku. Kalian akan menjadi orang2 yang beruntung dengan membaca buku2. Tidak akan keliru rumus ini. Bukan karena sangat sederhananya untuk dimengerti, tapi itu dijamin langsung oleh Tuhan dalam kitab suci.

Bacalah. 

(-o_o-)9



"Terkadang dalam banyak keterbatasan, kita harus sabar menunggu rencana terbaik datang, sambil terus melakukan apa yang bisa dilakukan."

--Tere Liye, 'kau, aku & sepucuk angpau merah'. :)




“Kalau memang terlihat rumit, ragu2, kesana-kemari, tidak jelas, plintat-plintut, bikin sebal, sakit hati, lupakanlah. Segera lupakan. Urusan perasaan yg sejati selalu sederhana."

--Tere Liye, novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'. ^,^





Sebenarnya begitu banyak penjelasan di sekitar kita. Hanya saja, kita sendiri yang membuatnya rumit, terus mencari penjelasan lain yang menyenangkan hati.

--Tere Liye   : D





Terkadang cara membalas terbaik justru dengan tidak membalas.

--Tere Liye, novel "Ayahku bukan pembohong" ;)





Bagi orang2 yang sabar, pahit getir di awal, insya Allah lezat membahagiakan di ujungnya.

Bagi orang2 yang serba ingin instan, boleh jadi lezat menyenangkan di awal, pahit getir di sisanya yang lebih panjang.

Selalu begitu rumusnya, entah itu dalam pendidikan, pekerjaan, termasuk jodoh sekalipun. Sungguh tidak akan merugi bagi orang yang sabar.

--Tere Lije 

(~_~)9




Jangan biarkan 'perasaan' kalian berserakan, berceceran di facebook atau twitter. Orang yang ingin kalian cari2 perhatian toh tidak akan memperhatikannya.

Laki2 yang paham, wanita yang mengerti, tidak akan menumpahkan perasaannya di dinding jejaring sosial. Terlihat sekali, lebay. Ibarat air tumpah, itu justeru berbahaya, bikin terpeleset, mengganggu. Ada banyak cara lain menyalurkan perasaan, bikin tulisan, bikin puisi, malah bisa menerbitkan buku.

--Tere Lije

~(*_*)~



Jangan habiskan waktu menjelaskan banyak hal ke seseorang yang bahkan sejuta kata pun disampaikan dia tetap tidak mau mengerti.

Kita salah orang. Karena di luar sana, boleh jadi ada orang yang tanpa perlu berbusa-busa dijelaskan, dia selalu mengerti dan memahami.

*Tere Lije

<( "_")




Dimana2 tentu saja orang akan jatuh cinta ke orang yang tampil baik, keren, punya uang, pekerjaan, masa depan. Punya segala2nya. Situasi aman sentosa. Semua serba indah dan mudah.

Tapi sesungguhnya, perasaan diuji ketika situasi menjadi sulit dan rumit. Ketika kita bangkrut, dipecat dari pekerjaan, atau kecelakaan yang mengambil tampilan fisik, ketika sakit berkepanjangan. Saat situasi menjadi buruk dan sesak, dan kalimat2 cinta tidak bisa dimakan atau bisa membayar tagihan2.

Ketika itulah kita tahu persis siapa yang sebenarnya mencintai kita. Siapa yang tetap berdiri di sebelah kita.

-Tere Liye-
(>__<)




“Cinta sejati adalah perjalanan. Cinta sejati tidak pernah memiliki tujuan.”

*Tere liye, buku "Berjuta Rasanya" & "Sepotong Hati yang Baru"

 (^_^)v


   


 








Senin, 10 Juni 2013

semangat dan inspiratif

hai.. yuk kita baca,lagi lagi, kata kata ajaibnya bang tere lije :)

Orang bawa bantal, belum tentu akan tidur. Orang bawa handuk, pun belum tentu bakal mandi. Orang yang bawa piring, juga belum pasti akan makan.

Di dunia ini banyak sekali yang sudah terlihat begitu, ternyata memang belum tentu akan begitu. Termasuk salahsatunya, orang2 yang perhatian sama kita, belum tentu memang suka, memang sayang sama kita. Mungkin saja dia memang perhatian dan baik ke semua orang, atau kitanya yang korslet, merasa GR duluan.

*Tere Lije


*Cinta yang tak tergapai

Kalau kita tidak bisa memperoleh apa yang kita cintai, maka my dear, cintailah apa yang kita miliki sekarang.

Karena cinta sejati, bukan sekadar angan, keinginan, mimpi. Tapi dalam banyak situasi cinta sejati adalah rasa syukur dalam keseharian. Dan ini berlaku dalam banyak hal. Ketika kita tidak bisa memperoleh sekolah/kampus yang kita cintai, kita inginkan, maka cinta...ilah sekolah/kampus kita sekarang, boleh jadi ada rahasia besar di dalamnya. Jangan dibanding2kan, jangan merasa minder. Pun saat kita tidak bisa menggapai jenis pekerjaan yang kita cintai, idamkan, maka cintailah pekerjaan kita sekarang. Terus bekerja dengan sungguh2, tidak banyak mengeluh, tidak malas2an, apalagi penuh perhitungan adalah bentuk kongkret dari cinta sejati, kebersyukuran.

Sungguh tidak akan mengerti hakikat terdalamnya cinta, orang2 yang selalu saja mendefinisikan cinta itu adalah sesuatu yang harus dikejar, dimiliki. Karena boleh jadi, ketika sibuk mengejarnya, dia akan kehilangan kesempatan bahwa di sekitarnya berserakan miliknya.

Kita menyukai seseorang misalnya? Siang malam terbebani oleh perasaan tersebut, lantas apa yang harus dilakukan? Kalau kita pejuang tangguh, silahkan berangkat mengejar seseorang tersebut, taklukkan, miliki. Jadilah pangeran gagah perkasa. Tapi saat semua sudah digapai, lantas kenapa? So what? Apakah kemudian seperti di film2, akan muncul tulisan besar "the end"? Selesai. Penonton pulang, film berakhir bahagia.

Nyatanya tidak, di dunia nyata, perjalanan masih terus berlanjut, dan boleh jadi, ternyata semua tidak seseru yang kita harapkan. Ketahuilah, pernikahan paling bahagia antara dua kekasih hati bahkan tidak selesai saat mereka menikah. Film kehidupan itu justeru baru berubah menjadi sungguhan drama, thriller, aksi, atau horor saat telah menikah. Masalah datang silih berganti. Pertengkaran meletus. Dan dalam titik paling ekstrem, kehilangan cinta yang dulu sungguh tinggi menyala.

Maka my dear anggota page, kalau kita tidak bisa memperoleh apa yang kita cintai, selalu cintailah apa yang kita miliki sekarang. Keluarga kita sekarang, teman2 kita sekarang, pekerjaan kita sekarang, sekolah/kampus kita sekarang. Maka semuanya sungguh akan menjadi cinta sejati kita.

*Tere Lije



Menjaga kehormatan hati/perasaan, sama pentingnya dengan menjaga kehormatan diri.

Jangan 'menjual hati/perasaan' begitu mudahnya.

--Tere Liye



Jika semua orang menyukai kita, maka itu tidak selalu kabar baik. Jangan-jangan selama ini kita selalu memakai topeng untuk menyenangkan semua orang. Jangan berkecil hati jika ada yang membenci kita, pastikan saja jangan habiskan waktu menanggapi mereka. "tere liye"



Dalam pribahasa lama, "pasangan yang telah menikah bertahun2, karena saking dekatnya, bisa bicara ribuan kata hanya dengan tersenyum, saling menatap. Bicara ribuan kata dalam diam."

Nah, di jaman pribahasa modern ini, lihatlah jejaring sosial, pasangan yang baru pacaran satu dua minggu, bisa bicara ribuan kalimat gombal, ber-sayang-sayang, my honey, my beb, menyusun puisi, tumpah ruah berserakan dipertontonkan ke seluruh dunia. Dan besok lusa, aih, tiba-tiba sudah bertukar status penuh benci, tak mau lagi. Sana pergi, aku tak sudi.

*Tere Lije


*Mungkin sudah saatnya

Mungkin sudah saatnya anakku,
Sisihkan semua cemas, masukkan dalam kantong sampah
ayo kita berangkat

Mungkin sudah saatnya adikku,
Lipat semua ragu, lemparkan jauh2
ayo kita mulai

... Wahai, mungkin sudah saatnya,
Buang semua takut, timbun dalam2
ayo kita kerjakan

Mungkin sudah saatnya, Kawan
Sumpal bisikan negatif diri sendiri
ayo kita laksanakan

Maka, berhentilah bertanya, segera lakukan
Berhentilah berhitung, mari ceburkan diri
Berhentilah berencana, waktu terus bergerak

Mungkin sudah saatnya, duhai
Segera!

 --tere lije


“Kalau memang terlihat rumit, ragu2, kesana-kemari, tidak jelas, plintat-plintut, bikin sebal, sakit hati, lupakanlah. Segera lupakan. Urusan perasaan yg sejati selalu sederhana."

--Tere Liye, novel 'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah', tere liye



Saya selalu menyarankan ini, jika kalian masih muda, punya banyak waktu luang, tidak memiliki terlalu banyak keterbatasan, maka berkelilinglah melihat dunia. Bawa satu ransel di pundak, berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, dari satu desa ke desa lain, dari satu lembah ke lembah lain, pantai, gunung, hutan, padang rumput, dan sebagainya. Menyatu dengan kebiasaan setempat, naik turun angkut...an umum, menumpang menginap di rumah-rumah, selasar masjid, penginapan murah meriah, nongkrong di pasar, ngobrol dengan banyak orang, menikmati setiap detik proses tersebut.

Maka, semoga, pemahaman yang lebih bernilai dibanding pendidikan formal akan datang. Dunia ini bukan sekadar duduk di depan laptop atau HP, lantas terkoneksi dengan jaringan sosial yang sebenarnya semu. Bertemu dengan banyak orang, kebiasaan, akan membuka simpul pengertian yang lebih besar. Karena sejatinya, kebahagiaan, pemahaman, prinsip-prinsip hidup itu ada di dalam hati. Kita lah yang tahu persis apakah kita nyaman, tenteram dengan semua itu. Nah, kalau kalian punya keterbatasan, lakukanlah dalam skala kecil, jarak lebih dekat, dengan pertimbangan keamanan lebih prioritas. Itu sama saja. Lihatlah dunia, pergilah berpetualang, perintah itu ada dalam setiap ajaran luhur.

*Tere Lije



“Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kaupamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan dia semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu.”

—Tere Liye, novel "Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah"



Ini Rahasia.

Jika ada seseorang yang jatuh cinta. Maka lazimnya yang paling sibuk justeru adalah teman baik seseorang itu.

Sibuk jadi tempat cerita, mendengarkan, tempat berkeluh kesah, tempat galau tertumpah, ditanya ini, itu, dsbgnya.

--Tere Liye



"Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit, bersih dan suci, cuma tanahnya lah yang berlainan menerimanya.

Jika ia jatuh ke tanah yang tandus maka tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipuan, langkah serong dan lain-lain perangai yang tercela.

Tetapi kalau ia jatuh ke tanah yang subur, maka di sana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, budipekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji."

--ditulis dengan elok sekali oleh seorang ulama, Buya Hamka. subur dan tandus tanah itu maksudnya adalah pemahaman baik atau buruk

 --tere liye



Jika ada yang marah2, menjelek2kan kita, maka cara terbaik menanggapinya adalah diam. Biarkan saja. Semakin banyak orang yang menjelekkan kita bicara buruk, maka semakin membuka keburukan dirinya sendiri.

Terus sibukkan diri, memperbaiki diri, terus berkarya, terus produktif. Bangun tembok dari orang2 seperti ini, abaikan, lupakan. Besok lusa, lihat saja siapa yang terus melesat maju, siapa yang masih sibuk berdiri di tempat sama menjelek2an orang lain.

--Tere Lije



*Buat siapa

Pintar. Kenapa sih kita harus terlihat pintar? Apakah kita berhutang pintar pada orang tua? Karena mereka telah membesarkan kita sejak kecil. Apakah kita berhutang pintar pada guru? Karena mereka telah susah payah mengajari kita. Apakah kita berhutang pintar pada siapapun di muka bumi ini? Atau kita berhutang pintar pada teman sekolah, karena takut dibilang bodoh, berhutang pintar pad...a calon pemberi kerja, karena takut tidak dapat pekerjaan, berhutang pintar pada pasangan? Karena takut dia tidak cinta kita lagi?

Seorang kolomnis terkenal, Diana Vreeland, yang lahir seabad lalu lebih juga pernah menulis tentang kecantikan. Cantik. Kenapa kita harus cantik sih? Hei, kita tidak perlu cantik. Kita tidak berhutang kecantikan kepada siapapun. Tidak kepada teman kerja, apalagi kepada orang2 yang kenal juga tidak, peduli juga tidak terhadap kita. Kita bahkan tidak berhutang kecantikan pada Ibu kita, orang tua kita, pun tidak berhutang cantik kepada anak2 kita. Itu benar, kita harus tampil cantik bagi suami kita, tapi suami yang baik, paham definisi kecantikan yang baik. Lantas kenapa orang2 ingin tampil cantik bahkan untuk bukan siapa2 dia?

Saya tidak tahu jawabannya.

Tapi kembali lagi ke masalah pintar tadi, maka jika ditanyakan kepada orang tua kita, memang benar kalau sebagian besar orang tua pasti ingin anak2nya pintar, tapi silahkan ditelusuri, ditanya lebih mendalam, lebih ujung, maka jawaban paling mendasarnya adalah: mereka ingin anak2nya hidup bahagia dan bermanfaat. Juga tanyakan kepada guru2 kita, itu juga benar, bahwa guru2 pasti ingin murid2nya pintar, lulus semua, tapi guru2 yang baik, jauh di dalam lubuk hati mereka, selalu berharap murid2nya bahagia dan bermanfaat. Jika demikian, jadi kita tidak berhutang pintar dengan mereka, kita berhutang bahagia dan bermanfaat.

Nah, karena bahagia jelas bukan sebuah tujuan, tempat yang bisa dicapai, melainkan bahagia adalah proses keseharian, maka kembali lagi muter ke pertanyaan awal, kenapa kita harus pintar? Kenapa kita harus cantik? Orang2 yang merasa kepintaran adalah hutang, yang harus dibayar, kecantikan adalah pertunjukan, yang harus dirayakan, tidak akan pernah menemukan kata bahagia. Ngapain sih kita harus terlihat pintar bahkan di hadapan orang2 yang peduli juga nggak, malah sirik. Ngapain pula kita harus terlihat cantik bahkan di hadapan orang2 yang berbisik2 di belakang, justeru hendak terlihat cantik di depan kita, saling membanggakan tampilan.

Maka, kenapa kita harus pintar, kenapa kita harus cantik? Apapun jawabannya, pastikan kita bahagia dan lengkapi dengan kebermanfaatan. Semoga dengan begitu, kita bisa benar2 berbahagia dan benar2 bermanfaat. Karena banyak loh, orang2 yang sudah ditakdirkan super pintar, hidupnya tidak pernah bahagia, frustasi malah--apalagi mau bermanfaat. Pun banyak orang2 yang dilahirkan dengan kecantikan paripurna, hidupnya justeru dilingkupi kecemasan, rasa tidak puas diri, dan berakhir dengan dandanan tebal bedak setengah senti saat usia senja tiba dan kecantikan mulai pergi--apalagi, jangan tanya soal bermanfaat atau tidak.

Demikian.

--tere lije


Bersabarlah jika kita tidak memiliki apapun.

Dan juga bersabarlah saat kita memiliki apapun.

Saat ini, dengan kehidupan yang semakin baik, hampir semua orang sebenarnya dicukupi hidupnya. Sesusah apapun, setidaknya kita tidak harus hidup dengan desing peluru, kemarau panjang, epidemi penyakit yg membunuh jutaan orang, kita semua hidup dalam situasi yang jelas lebih baik dibanding kakek-nenek kita dulu--bahkan bisa santai main internetan, menyapa dunia.

Maka jika mereka dulu bisa bersabar dan bersyukur atas segala kekurangan, seharusnya kita berhenti mengeluh, selalu merasa kurang atas segala kelebihan.

--Tere Lije



“Tidak selalu yang kita pikirkan itu benar. Tidak selalu yang kita sangkakan itu kebenaran. Kalau kita tidak mengerti alasan sebenarnya bukan berarti semua jadi buruk dan salah menurut versi kita sendiri.”

--Tere Liye, novel Eliana



*Kasih sayang

Saya mau menulis tentang kasih sayang, tapi bukan kasih sayang antar manusia, saya mau menulis tentang kasih sayang Tuhan. Jadi saya minta maaf kalau ada yang terlanjur mikir saya mau nulis tentang kasih sayang yang lain. Kalian bisa skip tulisan ini.

Menurut hemat saya, kasih sayang Tuhan itu secara simpel dan awam bisa dibagi menjadi dua: pertama, yang diterima oleh semua orang, ...kedua, yang diterima spesifik oleh orang/golongan tertentu.

Jenis yang pertama adalah yang paling mudah dilihat--meski banyak yang tidak mau melihatnya. Kasih sayang Tuhan yang diberikan tanpa pengecualian. Besar, kecil, tua, muda, mau miskin, mau kaya, mau presiden atau pengemis, semua memperolehnya. Misalnya adalah oksigen. Semua orang bisa menghirup oksigen tanpa kecuali. Juga dalam bentuk air bersih, cuaca cerah, kehidupan yang aman, dan berbagai kasih sayang lainnya. Diberikan gratis--meskipun ada juga yang membuatnya jadi bisnis, atau merusaknya malah menjadi bencana.

Jenis yang kedua adalah yang paling sering disalahpahami--meski penjelasannya ada di mana-mana. Kasih sayang Tuhan yang diberikan secara spesifik. Bukankah ada orang yang kaya-raya di sekitar kita, duhai, keran rezekinya melimpah ruah sementara yang lain kadang netes kadang nggak kerannya. Juga ada orang yang ngetop, menjadi selebritis, semua serba mudah baginya, sementara yang lain, tidak ada yang peduli. Atau ada yang berkuasa, semua tunduk atas perintahnya, sebaliknya ada yang teraniaya di bawah. Ini kasih sayang yang spesifik, hanya dimiliki orang2 tertentu. Kenapa ada orang yang jelas-jelas munafik ternyata dia kaya? Kenapa ada orang yang jelas-jelas jahat, korup ternyata jadi penguasa? Kenapa ada orang yang jelas-jelas memberikan dampak buruk, melanggar perintah Tuhan bagi sekitarnya ternyata justeru memperoleh kasih sayang Tuhan? kenapa orang2 ini justeru tidak disambar petir? Nah, itulah kenapa saya sebut, inilah kasih sayang yang sering disalahpahami.

Ada perokok berat, petantang petenteng bilang, "lihat, saya puluhan tahun merokok, sehat2 saja tuh, malah teman2 saya yang tidak merokok sudah mati duluan semua." Orang ini fatal sekali salah-pahamnya. Karena sungguh, itulah bentuk kasih sayang Tuhan yang spesifik diberikan kepadanya, diberikan kesehatan meski tiap menit yang bersangkutan merusak dirinya sendiri. Atau dalam kasus lain, ada konser gila-gilaan di sebuah lapangan kota, maksiat terjadi di mana2, mendung gelap yang mengungkung kota ternyata tidak jadi hujan. Padahal kalau hujan, bisa bubar itu konser. Kalau ada penonton konser yang PD sekali sesumbar, "Lihat, nggak jadi hujan, kan? Coba lihat kemarin pas pengajian di mesjid agung. Bubar semua gara-gara hujan." Itu juga fatal salah-pahamnya. Dia keliru memahami kasih sayang Tuhan jenis ini.

Kenapa Tuhan tetap memberikan kasih sayang ke orang2 yg jahat? Ke israel misalnya, negara mereka kuat, berkuasa, berani sendirian (dengan sekutunya juga sih) menghadapi seluruh umat muslim, kenapa Tuhan tidak menghukum mereka? tidak membela warga palestina yang teraniaya? Bukankah mudah saja kalau Tuhan mau, kirim gempa 10 skala richter di Tel Aviv, habis semua. Kenapa tidak terjadi? Karena itulah misteri kasih sayang Tuhan.

Kenapa orang2 jahat di sekitar kita bisa kaya, berkuasa, dan justeru menjadikan kekayaan dan kekuasaan itu untuk zalim ke sekitarnya? Sebalilknya orang2 taat, alim, justeru tidak kaya, dan jadi sasaran penzaliman. Itu lagi-lagi misteri kasih sayang Tuhan. Jenis kasih sayang kedua ini adalah hak mutlak milik Tuhan. Tidak bisa diprotes-protes.

Maka, sebagai orang yang beriman, adalah tugas kita mengambil setiap hikmah yang berserakan. Mengambil pelajaran dari apapun yang tertulis di sekitar kita. Sehingga kita tidak salah paham atas jenis kasih sayang ini dengan prasangka sendiri, penilaian sendiri. Karena ingatlah selalu, apa-apa yang terlihat baik, belum tentu baik bagi kita, dan apa-apa yang terlihat buruk, belum tentu benar buruk bagi kita. Ingatlah selalu, bentuk kasih sayang yang hakiki itu mengambil wujud sejati, jika kita gagal memahaminya di atas dunia ini, kelak di hari penghabisan akan terjelaskan.

Apakah hidup kita saat ini susah? beban pikiran menghimpit? Galau? Banyak pekerjaan tidak selesai? Hutang menumpuk? Masalah muncul di mana2? Pertengkaran? Dikhianati? Disakiti? Jika iya, ayo, pejamkan mata sejenak, dengan segala persoalan tersebut, yakinlah sungguh kasih sayang Tuhan selalu dekat dengan kita. Jika kita tidak bisa melihatnya dengan mata telanjang. Cobalah meiihatnya dengan mata lain, yang boleh jadi tidak pernah kita gunakan. Lihatlah dengan mata hati kita

Selamat mencoba.

--Tere Liye


Orang2 yg merindu, namun tetap menjaga kehormatan perasaannya, takut sekali berbuat dosa, memilih senyap, terus memperbaiki diri hingga waktu memberikan kabar baik, boleh jadi doa2nya menguntai tangga yg indah hingga ke langit. Kalaupun tidak dengan yang dirindukan, boleh jadi diganti yg lebih baik.

--Tere Liye



Kita kadang cemas kehilangan sendal/sepatu saat di mesjid, atau tempat umum lainnya, bukan? Takut ada yang mengambilnya. Juga benda-benda yang lebih berharga lain milik kita, dijaga erat-erat agar bisa digunakan dengan baik.

Maka, tidakkah kita erat-erat menjaga hati dan perasaan kita? Atau kita biarkan saja tumpah kemana-mana, terlihat di mana-mana, kita biarkan silahkan digoda, dipermainkan oleh siapapun?

Tutup pintu hati kita dengan akhlak yang baik dan terus belajar, kunci dengan rasa sabar dan doa-doa.

Selamat mencoba.
--Tere Lije


 bagaimana? saya rasa sudah ada yang berkesan di hati teman teman pembaca.. :)
semoga bermanfaat.
oh iya, jangan lupa dibuka akun facebook asli penulisnya.. "Darwis tere Liye"
      
 

      
   

Senin, 20 Mei 2013

bukannya kata kata lebai tapi sungguh kata kata penggerak

boleh dibilang saya ini termasuk orang yang rajin banget nge-updateupdate-an dari penulis penulis yang menurut gue punya kata kata ajaib yang "bukan ngomong doang", lebih real karena rasanya emang mirip mirip banget dengan apa yang terjadi di sekitar saya kurang lebih. dan, penulis yang sering gue nunggu updateannya adalah kakak "Darwis Tere Liye"... udah pada tau belum, di check aja Facebook beliau.. jangan lupa di-like.. gak ada alasan untuk gak di-like dah pokoknya. hehe. :)

so guys, here's some qoutes i shared in my facebook's account, from Darwis Tere Liye :

"Ingat baik2 rumus ini, sekali kita menganggap sesuatu/seseorang itu adalah 'my everything', maka ketika perasaan menikung tajam, terbanting hingga ke dasarnya, maka yang tersisa dalam hidup kita adalah 'nothing'.
Biasa-biasa saja, tidak perlu berlebihan."


 "Kita tidak akan pernah menemukan orang yang benar2 memahami kita, tahu kebiasaan kita, mengerti semua tentang kita. Impossible.
Tapi kita bisa menemukan orang yang sungguh2 bersedia memahami kita. Dan itu lebih dari cukup, sepanjang kita juga sungguh2 bersedia memahaminya.
--Tere lije"



"Jangan biarkan 'perasaan' kalian berserakan, berceceran di facebook atau twitter. Orang yang ingin kalian cari2 perhatian toh tidak akan memperhatikannya.
Laki2 yang paham, wanita yang mengerti, tidak akan menumpahkan perasaannya di dinding jejaring sosial. Terlihat sekali, lebay. Ibarat air tumpah, itu justeru berbahaya, bikin terpeleset, mengganggu. Ada banyak cara lain menyalurkan perasaan, bikin tulisan, bikin puisi, malah bisa menerbitkan buku.
--Tere Lije"



"*Lepaskanlah

Lepaskanlah, maka semoga yang lebih baik akan datang.
Lepaskanlah, maka semoga suasana hati akan lebih ringan.
Lepaskanlah, maka semoga kita menyadari tidak ada sesuatu yang sesungguhnya kita miliki.

Kemampuan melepaskan, melupakan, membiarkan atau apapun orang menyebutnya adalah salah-satu akar penting dari pohon kehidupan.

Jangan dipaksakan, jangan digigit terus, lepaskanlah. Maka biarkan pohon kehidupan kita tumbuh besar, kokoh, rimbun dan berbuah.

Apapun itu, baik kejadian menyakitkan, tindakan aniaya orang lain, pengkhianatan, atau hal-hal kecil seperti ketinggalan bus, kehilangan buku, kaki bengkak terantuk ujung meja, lepaskanlah.

Apapun itu, baik kehilangan seseorang yang penting, padamnya perasaan, kekecewaan menunggu, gagal ujian, atau hal-hal kecil seperti kehabisan menu favorit, disenggol motor, komen tidak direply, lepaskanlah.

Jangan keukeuh dipegang buah busuknya. Jangan ngotot disimpan bisul kejadian tersebut di hati, lepaskanlah, maka kita akan melihat kesempatan baru, penjelasan baru, atau sekadar kesegaran suasana baru.

Lepaskanlah, maka semoga yang lebih baik akan datang.
Lepaskanlah, maka semoga suasana hati akan lebih ringan.
Lepaskanlah, maka semoga kita menyadari tidak ada sesuatu yang sesungguhnya kita miliki."



“Cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan gumpal perasaan senang, gembira, sedih, sama dengan kau suka makan bakso, suka buku, suka mesin. Bedanya, kita selama ini terbiasa mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut cinta. Kita beri dia porsi lebih penting, kita besarkan, terus menggumpal membesar. Coba saja kau cuekin, kau lupakan, maka gumpal cinta itu juga dengan cepat layu seperti kau bosan makan bakso.”
― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah.


 "Jangan pernah bersedih meski kita sederhana, tidak kaya, tidak sekolah di tempat elit menurut orang2, tidak punya gagdet canggih. Jangan pernah berkecil hati walau kita biasa saja, tidak ganteng, tidak ngetop, tidak pintar, tidak keren menurut orang2.
Jangan biarkan pikiran itu melintas walau sekejap. Karena apa kata orang2 itu tidak penting. Kitalah yang menjalani kehidupan, dan dari kita sendirilah sumber kebahagiaan tersebut.
Kemuliaan hidup tidak akan pernah tertukar. Jangan pernah bersedih hati
--Tere Lije"


yang lainnya, temen temen boleh lihat sendiri pada halaman facebook sang penulis. :)